logo serikat pekerja yang saat ini berada di tubuh PTPN III.
ASAHAN-TURANGNEWS.COM - Terbentuknya Serikat Pekerja Perkebunan Nusantara (SPPN) di tubuh Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III, yang deklarasinya dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 2023 di hotel Grandhika Medan, dan terpilih sebagai ketuanya Bapak Dedi Ariandi yang posisinya menjabat sebagai General Manajer Distrik Labuhan Batu II (DLAB II), menjadi tanda tanya besar para pengamat Perkebunan, khususnya para pensiunan karyawan PTPN III, juga tidak lepas dengan tanda tanya Karyawan Pelaksana di seluruh jajaran PTPN III.
Sebagaimana di ketahui jika Ketua, Sekretaris, dan Bendahara (KSB) dari SPPN merupakan Karyawan Pimpinan yang sangat memiliki pengaruh di PTPN III, seperti Ketuanya, Bapak Dedi Ariandi yang posisinya menjabat sebagai General Manajer Distrik Labuhan Batu II (DLAB II), Sekretaris Umumnya di jabat oleh Bapak Amalia Nasution, sebagai Kabag Pelelangan, dan Bendahara Umumnya di jabat oleh Bapak Aslan Anwar Daulay, yang duduk sebagai Kasubag keuangan.
SPPN saat di deklarasikan tanggal 22 Maret 2023 di hotel Grandhika Medan.
Selanjutnya Awak Media mencoba menggali informasi ke para Mantan Ketua SPBUN, Ketua SPBUN Aktif, Karyawan Pimpinan, Karyawan Pelaksana, dari PTPN III untuk dimintai pendapatnya tentang ada dua Organisasi Serikat Pekerjaan di tubuh PTPN III, pada hari Minggu (26/03/2023).
Lewat aplikasi WhatsApp, salah satu Mantan Ketua SPBUN, yang pengakuannya beliau menjabat dua periode sebagai Ketua SPBUN, dan terkait terbentuknya SPPN, Mantan Ketua SPBUN yang belum mau disebutkan identitasnya mengatakan, "jujur saya juga bingung, sebenarnya ada kepentingan apa dan kemana kiblatnya SPPN itu di bentuk, kalau untuk pembelaan asset perusahaan, pembelaan Karyawan, selama ini SPBUN sudah cukup memberikan kontribusi ke Perusahaan," ucapnya.
"Kalau dulu pengurus di SPBUN tidak bisa dari jabatan APK, Manajer dan SDM, karena memang SPBUN sebagai Serikat Pekerja niatnya memang benar-benar ingin mengabdi kepada Perusahaan dan benar-benar memperjuangkan nasib Karyawan, sementara di SPPN posisi KSB kita sudah tahu dimana job kerjanya, lantas bisa kemungkinan kan jika para Manajer jadi Pengurusnya," ucap mantan ketua.
Menutup keterangannya, sang mantan ketua sambil gemetar berucap, "Logo SPBUN itu merupakan Marwah Organisasi Pekerja PTPN III selama ini, jasanya begitu Besar, tidak pantas logo SPBUN di lenyapkan dari bumi PTPN III."
SPBUN : Serikat Pekerja yang selama ini di rasa pengurusnya sudah cukup memberikan kontribusi ke Perusahaan PTPN III.
Hal yang sama juga di sampaikan oleh Sekretaris SPBUN Aktif, juga identitas minta di rahasiakan, dengan mengatakan, "kita sama-sama berpikir lah abang, abang kan juga dulu pernah jadi Karyawan, pasti pahamlah abang maksud saya, bagaimana mungkin jika sampai Manajer jadi ketua Serikat Pekerja, dia sebagai Penguasa namun dia juga sebagai ketua Serikat Pekerja, kira-kira bagaimana nasib Karyawan yang melakukan kesalahan kerja menurut abang, yah semoga saja ini hanya bentuk kekwatiran saya saja bang, karena para Karyawan Pimpinan yang menjadi pengurus di Serikat Pekerja akan terbentur di UU no 2 thn 2004 tentang PPHI (Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial)," papar bang Sekretaris.
Mengakhiri keterangnya, Bang Sekretaris mengatakan, "Pengurus Serikat Pekerja itu harus ada SKPTS dari Disnaker setempat, dan di dalam SKPTS ada pihak SP dan ada pihak Manajemen, dan setiap ada permasalahan karyawan sesuai UU nya wajib dibuat LKS Perundingan Bipartit yang dihadiri oleh Ketua Serikat Pekerja dan Pimpinan Perusahaan (Manajer) untuk melakukan penandatanganan Bipartit, coba bayangkan apa tidak bakal terbentur,"
SPPN serikat Pekerja yang baru di deklarasikan di PTPN III.
Sementara salah satu Manajer, saat di konfirmasi oleh awak Media mengatakan, "OK, jujur saya sampaikan, Saya hanya diundang untuk mengikuti deklarasi, tapi saya tidak ikut terdaftar sebagai pengurus, jadi saya juga tidak paham tujuan dan target yang akan di capai oleh SPPN," ucapnya.
Dengan terbitnya berita ini, Semoga bentuk kekwatiran dari para Mantan dan Pengurus Aktif dari SPBUN, juga para Karyawan bisa terjawab dari para Pemimpin dan Petinggi PTPN III, mungkin karena kurangnya informasi atau sosialisasi kebawah, sehingga tujuan perusahaan membentuk SPPN belum di pahami secara keseluruhan. (Red).