BUKIT TINGGI-TURANGNEWS.COM-Bermula dari keterangan anaknya, orangtua murid di SD Swasta Yayasan Proyaga yang beralamat di Jalan Bagindo Aziz Chan No.11, Bukit Tinggi, Sumatera Barat, yang bercerita ke Ayahnya jika dirinya tidak jadi naik kelas karena kata gurunya belum bayar uang sekolah.
"Kata guru belum bayar uang sekolah bulan juni, malu aku pak, di ejek kawan-kawanku, kan aku naik kelas nya, kenapa nama ku gak ada," sebut "IR" kepada Ayahnya sambil menunjukkan secuil kertas kecil di tangan nya.
Kepada Wartawan, "R.S" (44) mengaku kecewa dengan kertas secuil yang ditunjukkan anaknya, dimana tertulis dengan kalimat "UANG SEKOLAH BULAN JUNI BELUM LUNAS."
Menurut "R.S" dirinya cukup kecewa dengan kebijakan tenaga Pendidik di Sekolah Dasar Swasta Fansiskus Bukit Tinggi, mengingat anak didik itu adalah tanggung jawab orang tua, kenapa sebelumny pihak sekolah tidak menyampaikan surat ke orang tua, sebelum kejadian yang merusak mental anaknya terjadi.
"Bagaimanalah hancurnya perasaan anak saya dengan perilaku guru seperti itu, jika pun anak saya belum melunasi kewajibannya seharusnya pihak sekolah tidak berlaku demikian," ucap "R.S" ke Wartawan, Senin (15/07/2024).
Menurut "R.S" dirinya sudah mendatangi pihak Sekolah, dan "R.S" mengaku sudah mengatakan, "Kalian permalukan anak saya, Manajemen buruk, membuat surat pemberitahuan ke orang tua murid, sekelas Yayasan buat pernyataan untuk orang tua murid dengan kertas secuil, layaknya kertas catatan mau belanja ke pasar," ucapnya.
"Kewajiban sudah saya bayar, eh malah nama anak saya tidak ada di daftar nama kelas IV, sedihnya lagi saat anak saya ku tanya dikelas berapa kau nak, dan dijawab anakku dengan kalimat "tidak ada nama ku di daftar pak kelas IV pak, ucapnya wajah menangis," ungkap"RS" lagi.
Lanjut "R.S", "di yayasan ini, Sebelum terima rapor, semua kewajiban harus selesai, kewajiban sudah ku lunasi sebelum belum terima rapor, eh malah anak ku di permalukan seperti ini, pihak Yayasan tolonglah jangan diskriminasi terhadap anak-anak orang yang tidak mampu dengan kategori Miskin, seandainya pun belum bayar uang sekolah, beritahu kami orang tua dengan baik, jangan anak-anak kami yang di buat malu," sebut "R.S".
Cukup kami orang tua yang merasakan bagaimana rasanya menyekolahkan anak, agar semangat anak-anak kami tidak rusak, hanya karena ekonomi orang tua, dan jangan rusak mental anak-anak kami. Jangan cuma slogan sekolah nya sudah makin bagus, sudah berubah, ternyata ini perubahannya, Kecewa saya.
Dulu anak saya yang pertama juga pernah kejadian waktu di kelas V, leher anak saya sampai membiru di pukul oleh guru, yang bikin kesal pihak sekolah tidak mau tau dengan masalah tersebut, tidak memberi tahu saya, teman-teman saya yang menyampaikan ke saya waktu itu.
Waktu itu Saya datangi sekolah, dan saya suruh panggil komite, di sana pihak sekolah minta maaf, namun yang saya sesalkan kejadian saya protes ke SD Swasta Fansiskus Bukit Tinggi ini kembali terulang, dan sepertinya pihak sekolah diduga beda perlakuannya ke anak saya, harapan saya pihak Dinas Pendidikan dan Pengajaran Bukit Tinggi dapat memberikan sanksi tegas ke Sekolah Yayasan Proyaga.
Sebelumnya, awak media berusaha untuk melakukan konfirmasi ke pihak Yayasan, namun sangat disayangkan menurut informasi ketua Yayasan sedang tidak ada ditempat. (SA).
Bersambung....