Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan


 

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Abdul Ghani si-Bos PTPN Bongkar Jurus Bikin Bisnis BUMN Perkebunan dan Petani Untung Besar.

Kamis, 12 September 2024 | 00.09.00 WIB | 0 Views Last Updated 2024-09-12T07:09:35Z

Keterangan Photo : Bos PTPN Saat Diwawancarai oleh wartawan CNBC di Studio Squawk Box, CNBC, Jakarta, Rabu  (11/09/2024). 



JAKARTA-TURANGNEWS.COM-
Dalam kesempatannya bincang-bincangnya dengan wartawan di studio CNBC, Direktur Utama Perkebunan Nusantara III, Mohammad Abdul Ghani menyebutkan, "transformasi BUMN menjadi strategi perbaikan bisnis BUMN Holding Perkebunan, dalam menghadapi berbagai tantangan ekonomi hingga perubahan iklim global. Dan PTPN III merupakan BUMN Holding Perkebunan yang bergerak di bidang pengelolaan, pengolahan dan pemasaran hasil 5 komoditi perkebunan utama berupa kelapa sawit, karet, tebu, teh, kopi, kakao, tembakau," paparnya.


Selanjutnya, Mohammad Abdul Ghani juga  menyebutkan, "langkah transformasi operasional PTPN III dilaksanakan melalui 2 strategi utama yaitu efisiensi dan produktivitas, hal ini dilaksanakan lewat digitalisasi dan mekanisasi hingga berhasil menekan biaya produksi dan mengerek produktivitas," pungkasnya.


Berikut strategi pengembangan bisnis perkebunan PTPN III, bersama dialog Anneke Wijaya dengan Direktur Utama Perkebunan Nusantara III, Mohammad Abdul Ghani di Squawk Box, CNBC Indonesia, Rabu (11/09/2024).


Menurut Abdul Ghani, "kalau kita bicara soal Perkebunan PTPN maka kita harus bicara kearah sebelumnya, karena Perkebunan kita kita ketahui menanam tanaman sampai panen, maka segala persiapan dari penanaman, perawatan, dan masalah pemupukan adalah proses sampai tanaman bisa menghasilkan produksi yang kita harapkan," sebutnya.


"Saya mengucapkan terimakasih kepada Kementrian BUMN atas dukungan sepenuhnya kepada PTPN, mengingat masa 4 tahun yang lalu kondisi PTPN bisa dibilang sakit, namun Kemen BUMN melakukan transformasi dan memberi kami kesempatan seluasnya untuk melakukan perubahan, dan hasilnya baru kita kita petik tahun 2021- 2023,  dan tahun 2024 ini lebih baik lagi," paparnya.


Menurut Abdul Ghani lagi, ada pertumbuhan yang bisa disampaikan dibandingkan dengan  tahun 2023 dari sisi tertentu, kalau di Perkebunan yang utama adalah operasional, efisiensi produktif bisa kita lakukan dengan berbagai cara, dari mulai digitalisasi, mekanisasi kontrol tower terhadap tes, dan tahun 2024 ini kita itu turun jauh, jadi untuk biaya langsung untuk menghasilkan perkilo baik itu CPO, gula, karet dan teh, kita betul-betul melakukan efisiensi.  Yang kedua perolehan produksi tahun ini sampai dengan semester 1 turun sekitar 5% dari tahun lalu, padahal tahun lalu itu terjadi iklim yang yang keras, jadi di beberapa perkebunan tahun ini ada penurunan dibandingkan tahun lalu, tapi secara umum untuk mengatasi penurunan itu kita belajar dari cerita 3 tahun yang lalu," paparnya.


"Saya sudah perbaiki tata kronologinya,  pemupukan kita lakukan sesuai dengan rekomendasi, jadi kalau kita pahami satu tahun, dua tahun, tiga tahun, mungkin 4 tahun- 5 tahun apresiasi pertumbuhan ini dapat dicapai, kuncinya adalah di pemupukan yang tepat sasaran, mungkin dari masing-masing komoditas yang pertumbuhannya paling signifikan karet, jadi semua kita lakukan transformasinya. Saya diminta oleh Kementerian BUMN supaya fokus kepada 5 komoditi, supaya bisa lebih fokus sehingga kita lakukan integrasi pada 13 Desember tahun lalu, yang tadinya kita ada 14 PTPN di Indonesia saat ini di integrasikan khusus pada masing-masing budidaya Tanaman, khusus kelapa sawit, Karet, teh, dan tebu," jelas Abdul Ghani.


Lanjutnya lagi, Khusus kelapa sawit ada supportnya terlalu tinggi dari perkebunan yang di Sumatera Utara, biasanya 6 ton dalam perhektarnya secara nasional, tapi yang di Lampung, Kalimantan dan Sulawesi masih di bawah, dengan integrasi kita perbaiki dari tempat-tempat yang masih potensinya rendah, tentunya akan menambah meningkatkan produk nasional, jadi di kelapa sawit dapat menaikkan jumlah produksinya. Sejak kita lakukan efisiensi sehingga teksturnya turun, saat ini produk kita hampir 800.000 dari tahun lalu, itu kalau dipersenkan sekitar 35 sampai 40% nasional 900.000.


Saat ini luas tanaman tumbuh di Indonesia agronomi tergantung bagaimana kita mengolah tanaman untuk menghasilkan positifnya, jadi program-programnya itu agronomi di mana petani sekarang sudah semangat untuk meremajakan tanamannya.


Khusus untuk tanaman budidaya tebu petani tebu saat ini sudah hampir mendekati kata sempurna, sudah 86% yang meremajakan tanaman tebunya, kalau dulu umur tanaman tebu petani umurnya sudah 4 tahun keatas, bayangkan itu 4 tahun ke atas, jadi kalau di Pulau Jawa di Jawa Timur sering mengatakan ratu lali lalu ratu lautnya yang artinya petani tebu lupa kapan mereka tanam tebunya.


Maka kami sudah memilih program untuk 3-4 tahun ke depan, kita bisa mengajak para petani tebu supaya umur 1 tahun dipanen, dan diawal panen ada ada syarat tertentu yang terkoordinir untuk meningkatkan kadar gula yang dihasilkan dari petani tebu, jadi petani tebu mitra kami mendapat bimbingan dan arahan dari petugas kami supaya perolehan produksinya bisa mencapai hasil yang diharapkan, maka petugas kami yang membimbing petani serta mengontrol mulai memilih varietasnya hingga memberikan bimbingan tentang tehnis pengambilan kredit.


Kementerian BUMN ada membuat program yang mengikat antara petani dan perbankan melalui perusahaan seperti Petrokimia, yang dananya untuk perawatan dan pemupukan tanaman tebunya. Sehingga petani tebu sekarang senang betul dengan ekosistem, dan untuk bisa mewujudkan itu saya minta dukungan dari pemerintah, dan kalau nanti harga gula sudah mulai turun, kalau sekarang kita bisa bersaing jadi kami merencanakan dalam 3-4 tahun produksi tebu petani naik dari 5 ton menjadi 8 ton dan ketika sudah 8 ton, maka struktur biaya produksi turun dari sekarang 12 ribu menjadi 6 ribu, maka ketika harga sudah 6 ribu harga jual eceran tertinggi (HET) semoga segera dapat terealisasi.


"Kalau sekarang kan harga gula mencapai 16-17 ribu/kilogramnya, nanti setelah tercapai produk tercapai, kita bisa turunkan harga gula menjadi 14-13 ribu perkilogramnya, maka ketika produksi tebu tercapai masyarakat dapat menikmati harga gula yang jauh lebih murah, akan tetapi pendapatannya petani meningkat, dan hal itu bisa kita capai apabila kita berhasil mengupayakan peningkatan produksi mencapai 50 %, maka pendapatan petani bisa meningkat ya 30% , jadi petaninya sejahtera konsumennya bisa menikah harga murah," papar Abdul Ghani lagi.


Pemerataan kesejahteraan petani gula bida terwujud ketika sudah mencapai produksi 8 ton/ha, sehingga kita mampu bersaing dengan gula impor. Maka kita harus bisa perbaiki dulu sistemnya, kita cukup berterima kasih kepada Pemerintah, khususnya kepada Badan Pangan Nasional, yang telah mempertimbangkan harga pembelian gula petani.


Kita sudah memperhitungkan dan menjaga perdagangan bebas, kami memimpin agar jangan sampai punya petani yang dalam bentuk gula itu dijual harga murah, ketika harganya mulai turun saya enggak jual milik PTPN, sehingga keseimbangan tercapai.  tahun ini harus bisa menjadi kebijakan untuk gula nasional, kami hanya minta dukungan Pemerintah, kalau harga gula kuat maka keseimbangan petani tebu dan PTPN serta konsumen sudah bersinergi dengan harga yang berkesinambungan.


Rencananya tiga tahun ke depan apa yang sudah direncanakan dalam jangka pendek, mungkin ada prosesnya kemungkinan tahun depan sudah bisa terwujud, apakah harga gula sudah bisa diturunkan sedikit tahun ini, semuanya tergantung produksi dan mutu gula yang diproses di pabrik, jika dibanding pabrik gula kita dengan pabrik gula di  Australia umurnya 100 tahun, namun hingga saat ini masih bisa berproduksi dengan target yang ditetapkan, di Indonesia dua minggu yang lalu saya ke Jawa Timur di Pasuruan, ada pabrik namanya Pabrik Kedawung, dibangun tahun 1842 yang lalu, kondisi pabrik sudah tidak terawat karena kurangnya pasokan tebu dari petani, maka kita akan upayakan untuk dapat sebisa mungkin kembali mengaktifkan pabrik dengan meningkatkan produktivitas tebu dari petani, untuk mewujudkan itu semua kita bekerjasama dengan pemerintah khususnya Kementerian Perekonomian, Kementerian Keuangan.


Dengan luas areal yang kita miliki sekitar 525.000 hektar, rasanya sudah bisa berproduksi 4 juta ton dalam sebulan, artinya sudah cukup untuk konsumsi 1 bulan. Dan jika kita ingin menambah produksi maka kita harus bisa memperluas areal, untuk 5 -7 tahun kedepannya, kebutuhan gula kalau untuk dibagi 8 kira-kira 900 sampai 1 juta perhektarnya. Jadi pemerintah perlu memperluas tanaman tebu yang dari sekarang yang ada 520 an menjadi 900- sampai 1 juta, maka kita perlu melakukan tambahan areal baru, supaya kita mencapai puncak produksi gula dan dapat mengekspor. (RED).

Bersambung.....

×
Berita Terbaru Update