KAMPAR-TURANGNEWS.COM-PTPN IV Regional 3 Kebun Sei Galau merupakan salah satu Perkebunan milik BUMN yang berada di Desa Pantai Cermin, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar Provinsi Riau, dan sebagai Perkebunan milik negara jelas Manajemen Kebun Sei Galau yang memiliki komoditi tanaman kelapa sawit dan karet juga dituntut untuk mencapai dan menggali produksi hingga terpenuhinya RKO dan RKAP.
Dan untuk memenuhi target produksinya maka Manajemen diberikan hak dan wewenang dalam hal mengelola areal tanaman dalam hal perawatan tanamannya, dan untuk tidak ada kendala pihak perusahaan melalui kebijakan Dewan Direksi disepakati dan diputuskan untuk perawatan dan pemeliharaan tanaman diserahkan ke rekanan atau vendor, sehingga tugas Manajemen dari mulai Manajer, Askep hingga Asisten Afdeling tinggal mengarahkan dan mengevaluasi kinerja dari rekanan pemborong, dan jika prosesnya berjalan dengan baik maka sudah pasti tidak ada areal tanaman produksi milik PTPN yang terkesan tidak bertuan dikarenakan semaknya areal seperti yang ditemukan oleh wartawan turangnews.com di areal Afdeling IV Kebun Sei Galuh, Selasa (03/12/2024) sekira pukul : 14.33 WIB.
Menemukan areal tanaman karet produktif di areal Afdeling IV yang kondisinya sangat memperhatikan, dengan kondisi ratusan tanaman pohon karet tampak ditumbuhi anak kayu yang tingginya menyamai tanaman karetnya, bahkan sebagian pohon karet tidak disadap dampak semaknya areal.
Salah satu Karyawan Penderes yang tidak mau menyebutkan namanya, saat dimintai pendapatnya tentang kesulitan dalam hal melakukan penyadapan karet diancaknya menyebutkan kesulitan saat menderes karena semaknya areal.
"Kalau sulit yah udah pasti lah bang, tidak jarang getah latek kami tumpah saat mengutip bang karena tersangkut anak kayu bang," ucap karyawan Penderes.
Sementara Asisten Afdeling saat dikonfirmasi oleh wartawan di kantor Afdeling IV/V dengan enteng menyebutkan jika areal semak karena kurangnya tenaga kerja, dan Manajer juga mengetahui semaknya Areal di Afdeling nya.
"Biaya perawatan ada, tapi nggak diambil mengingat kurangnya tenaga kerja, dan Manajer juga tahu koq kondisi lapangan dan arealnya," jawab Asisten dengan entengnya.
Terpisah, Efendi Harahap dari bagian Pengamat Perkebunan Nusantara saat dimintai pendapatnya tentang kondisi areal tanaman Kebun Sei Galuh dan respon Asisten yang terkesan tidak memiliki tanggung jawab terhadap kinerjanya, mengatakan, "tidak nyambung dengan jawaban Asisten, yang dimaksud Asisten kurang tenaga itu untuk tenaga apa ? Tenaga Penderes atau tenaga untuk pemeliharaan ? Jika untuk tenaga penderes kurang bukankah dalam setiap semester Manajemen diminta untuk melaporkan menuangkan tentang kendala dalam pencapaian target dsn produksi, dan termasuk kendala areal yang tidak tergali produknya," ucapnya.
"Dan jawaban Asisten itu terkesan tidak memiliki beban terhadap tugasnya, buat apa dia dibayar dan digaji oleh Perusahaan jika tidak bisa menunjukkan eksistensinya untuk memecahkan masalah di Afdelingnya ? Asisten itu dibayar mahal oleh negara untuk kontribusi dan kinerjanya," ucap Efendi Harahap.
Mengakhiri keterangnya Efendi Harahap menyebutkan akan meminta SPI dan Tim Audit PTPN Holding untuk turun ke Kebun Sei Galuh untuk memeriksa dan mengaudit dana Pemeliharaan. (SKN).
Bersambung,,,,,,